Cinta yang Tumbuh dari Abu Dendam
Lantai dansa berputar, memantulkan ribuan cahaya dari chandelier kristal. Gaun sutra berwarna merah delima yang membalut tubuh Anya berayun lembut mengikuti irama waltz. Di sampingnya, berdiri Li Wei, pria yang seharusnya menjadi poros kebahagiaannya, dengan senyum yang kini terasa seperti topeng.
Dulu, senyum itu adalah matahari bagi Anya. Dulu, tangan yang menggenggamnya adalah jangkar dalam badai. Dulu, bisikan cinta Li Wei adalah melodi terindah yang pernah ia dengar. Dulu… sebelum ia tahu bahwa di balik semua itu, tersembunyi dendam yang membara.
"Kamu terlihat cantik malam ini, Anya," bisik Li Wei, suaranya bagai beludru yang menyelimuti racun. Anya membalas senyumnya, dingin dan terkendali. Ia sudah mengetahui semuanya. Surat-surat rahasia, pertemuan tersembunyi, kata-kata manis yang ternyata ditujukan untuk orang lain. Pengkhianatan itu menghantamnya seperti gelombang tsunami, menghancurkan semua fondasi yang ia bangun.
Anya masih ingat jelas malam ketika ia menemukan kebenaran. Bulan purnama menggantung di langit, menerangi taman yang dulu menjadi saksi bisu janji-janji mereka. Janji yang kini berubah menjadi belati yang menusuk jantungnya. Rasa sakit itu begitu MENDALAM, hingga ia hampir menyerah. Hampir.
Namun, Anya bukan wanita lemah. Ia adalah bunga teratai yang tumbuh di air berlumpur, indah dan tangguh. Ia memutuskan untuk membalas dendam, bukan dengan darah, tapi dengan… penyesalan.
Dengan anggun, Anya terus menari bersama Li Wei, menyimpan rapat lukanya di balik aura elegansi yang memukau. Ia berinvestasi lebih dalam di perusahaan Li Wei, menggunakan jaring pengaruhnya untuk mengangkatnya ke puncak. Li Wei merasa semakin percaya diri, semakin terbuai dalam ilusi kekuasaan. Ia tidak menyadari bahwa Anya sedang menyiapkan jebakan yang sempurna.
Tibalah hari itu. Rapat pemegang saham luar biasa. Anya, dengan tenang dan terukur, mengungkap semua kecurangan Li Wei. Ia menyajikan bukti yang tak terbantahkan, menunjukkan bagaimana Li Wei telah memanfaatkan perusahaan untuk keuntungan pribadinya. Li Wei terkejut, pucat pasi. Ia menatap Anya dengan mata memohon, tapi Anya hanya membalasnya dengan tatapan datar.
Li Wei kehilangan segalanya. Perusahaan, reputasi, dan yang terpenting… Anya. Ia ditinggalkan sendirian, dihantui oleh penyesalan yang abadi. Anya tidak ingin melihatnya menderita. Ia hanya ingin Li Wei merasakan sakit yang sama, sakit karena kehilangan, sakit karena kepercayaan yang dikhianati.
Anya berdiri di balkon, menatap lampu-lampu kota yang berkelap-kelip. Ia telah membalas dendamnya. Tapi, kemenangan ini terasa hampa, pahit seperti empedu. Ia merasa tidak lebih baik dari Li Wei.
Anya menghela napas panjang. Dulu, ia percaya bahwa cinta bisa menyembuhkan segalanya. Sekarang, ia tahu bahwa luka bisa mengubah cinta menjadi sesuatu yang MENGERIKAN. Ia membalikkan badan, meninggalkan balkon itu, meninggalkan masa lalunya.
Cinta dan dendam lahir dari tempat yang sama, bukan?
You Might Also Like: 7 Fakta Arti Mimpi Menyelamatkan Rusa
Post a Comment