Ini Baru Cerita! Kau Mencintaiku Dengan Mata Tertutup, Dan Aku Percaya Itu Cinta Sejati

Kau Mencintaiku dengan Mata Tertutup, dan Aku Percaya Itu Cinta Sejati

Embun pagi merayapi jendela kamar Lin Wei, memburamkan pemandangan taman bunga yang dulunya penuh tawa. Sekarang, hanya sunyi yang bersemayam, aroma mawar yang memudar seperti kenangan yang berusaha ia genggam.

Lin Wei, dengan gaun sutra putih yang menutupi kerapuhannya, menyentuh potret pria di atas meja rias. Zhou Kai. Suaminya. Cintanya. Kebohongannya.

Zhou Kai adalah seniman. Matanya buta sejak kecil, namun tangannya menari di atas kanvas, menciptakan keindahan yang membuat siapa pun terpesona. Lin Wei jatuh cinta pada kepekaannya, pada ketulusan yang ia pancarkan. Zhou Kai mencintainya dengan mata tertutup, dan Lin Wei… percaya itu cinta sejati.

Namun, embun pagi ini membawa bisikan yang berbeda. Bisikan yang merayap dari mulut pelayan setia, bibi Zhang, yang telah merawat Zhou Kai sejak kecil.

"Nyonya Lin, ada sesuatu yang harus Anda ketahui… tentang mata Tuan Muda."

Awalnya Lin Wei menolak. Ia tak ingin merusak kesempurnaan ilusi yang telah ia bangun. Ia tak ingin merobek kain kebohongan yang melindunginya dari kenyataan yang MENGERIKAN.

Tapi bibi Zhang bersikeras. Ia menunjukkan surat-surat, dokumen medis, saksi mata yang berani angkat bicara. Zhou Kai, ternyata, TIDAK buta sejak lahir. Ia kehilangan penglihatannya karena kecelakaan… yang disebabkan oleh keluarga Lin Wei. Kecelakaan yang ditutupi, kebenaran yang dikubur dalam-dalam.

Zhou Kai tahu. Ia selalu tahu.

Ia memilih untuk mencintai Lin Wei dengan mata tertutup, bukan karena ia tidak bisa melihat, tapi karena ia MEMILIH untuk tidak melihat kebenaran yang akan menghancurkan mereka berdua. Ia mencintai Lin Wei dengan segenap hatinya, meskipun hatinya penuh luka.

Lin Wei merasakan tanah di bawah kakinya runtuh. Cintanya pada Zhou Kai berubah menjadi sungai air mata yang mengalir deras. Ia memohon ampun pada Zhou Kai, memeluknya, meminta maaf atas dosa masa lalu keluarganya.

Namun, Zhou Kai hanya tersenyum. Senyum yang menenangkan, senyum yang menghancurkan.

"Lin Wei," bisiknya. "Aku mencintaimu. Tapi cinta kita… dibangun di atas kebohongan. Ia tidak bisa tumbuh subur."

Puncak kehancuran tiba ketika Zhou Kai mempersembahkan lukisan terakhirnya pada Lin Wei. Lukisan seorang wanita dengan mata yang dipenuhi air mata, terkurung dalam sangkar emas. Lukisan itu berjudul: "Sangkar Kebohongan."

Lin Wei mengerti. Ia telah menjadi tawanan kebohongan keluarganya, dan Zhou Kai… membebaskannya.

Dengan tenang, Lin Wei mengatur perceraian mereka. Ia mengembalikan semua harta warisan keluarga Lin kepada Zhou Kai. Ia memastikan Zhou Kai mendapatkan semua yang menjadi haknya.

Pada hari perpisahan, Lin Wei berdiri di depan Zhou Kai, menatap mata butanya.

"Aku akan pergi sekarang," katanya, suaranya bergetar. "Semoga kau bahagia."

Zhou Kai tersenyum tipis. "Kebahagiaan… adalah pilihan."

Lin Wei berbalik, meninggalkan rumah itu, meninggalkan Zhou Kai, meninggalkan masa lalunya. Di balik punggungnya, ia mendengar Zhou Kai memainkan piano. Melodi yang indah, namun penuh dengan kesedihan yang mendalam.

Balas dendam Lin Wei bukanlah teriakan marah, bukan air mata keputusasaan. Ia adalah keheningan yang membungkam, senyum yang menyimpan perpisahan abadi. Ia tahu, dengan menghancurkan kebohongan yang melindungi Zhou Kai, ia juga telah menghancurkan hatinya. Namun, ia percaya, kebenaran, meskipun menyakitkan, akan membebaskan mereka berdua.

Sejak hari itu, Lin Wei menghilang. Ia memulai hidup baru, belajar melukis, mencari kebenaran di dunia yang penuh dengan ilusi.

Bertahun-tahun kemudian, seorang kolektor seni menemukan lukisan Lin Wei di sebuah galeri kecil. Lukisan seorang pria buta, dengan mata yang dipenuhi dengan CAHAYA. Di bagian bawah lukisan, tertulis satu kalimat:

Apakah cinta sejati selalu membutuhkan pengorbanan?

You Might Also Like: 2000 Free Sakura Cherry Blossoms Images

OlderNewest

Post a Comment