Harus Baca! Bayangan Yang Menatap Bumi Untuk Terakhir Kali

Bayangan yang Menatap Bumi untuk Terakhir Kali

Udara di puncak Gunung Tai sepi, dingin menusuk tulang. Angin berbisik pilu, membawa serta aroma pinus dan tanah basah. Di tepi jurang, seorang pria berdiri. Jubah putihnya berkibar tertiup angin, menyembunyikan sosok rapuh di baliknya. Dia adalah Wei Lian, mantan Jenderal Agung Kerajaan Yan, kini hanyalah bayangan yang akan segera menghilang.

Dulu, namanya dielu-elukan. Kesetiaannya diuji dan dibuktikan berkali-kali. Tapi, kesetiaan ternyata hanyalah ilusi. Kaisar, sahabatnya sendiri, menikamnya dari belakang. Tuduhan pengkhianatan dilontarkan, fitnah keji disebarkan. Alasannya? Wei Lian terlalu kuat, terlalu dicintai rakyat.

Wei Lian memilih diam. Bukan karena dia lemah. Bukan karena dia takut. Dia menyimpan RAHASIA. Rahasia yang jika terungkap, akan mengguncang seluruh kerajaan. Rahasia yang lebih baik terkubur bersamanya.

Dia memandang ke bawah, ke hamparan awan yang menyelimuti bumi. Dulu, dia berjanji melindungi tanah ini. Sekarang, tanah ini menolaknya. Penyesalan merayapi hatinya seperti duri mawar yang mematikan.

Malam-malam terakhirnya dihabiskan di gubuk terpencil, ditemani suara guqin yang melantunkan kesedihan abadi. Dia tak melawan ketika pasukan Kaisar menemukannya. Dia tak membela diri ketika pedang dihunus. Dia hanya tersenyum tipis, senyum yang penuh dengan misteri dan kepedihan.

Ada sesuatu yang aneh. Sebelum pengkhianatan itu, Wei Lian menemukan gulungan kuno di ruang rahasia istana. Gulungan yang berisi ramalan mengerikan tentang kejatuhan Kerajaan Yan. Ramalan itu menyebutkan seorang pengkhianat, seorang penerus tahta yang haus darah. Wei Lian menyadari, Kaisarlah orangnya.

Tapi, Wei Lian tak bisa membuka rahasia itu. Ramalan juga menyebutkan bahwa jika rahasia itu terungkap sebelum waktunya, bencana yang lebih besar akan menimpa kerajaan. Dia memilih untuk menanggung semua tuduhan, untuk menjadi kambing hitam, demi melindungi rakyatnya.

Dan sekarang, di ambang kematian, Wei Lian melihat kebenaran yang lebih mengerikan. Bukan Kaisar yang merencanakan semua ini. Ada dalang di balik layar, seorang penasihat Kaisar bernama Zhao Lin. Dialah yang memanipulasi Kaisar, menanamkan benih kebencian dan ketakutan. Dialah yang menginginkan tahta untuk dirinya sendiri.

Namun, Wei Lian sudah menyiapkan kejutan. Sebelum dia ditangkap, dia mengirimkan pesan rahasia kepada putrinya, Wei Ying, seorang wanita yang cerdas dan pemberani. Pesan itu berisi petunjuk untuk menemukan gulungan kuno dan mengungkap kebenaran.

Wei Lian menutup mata. Angin menderu semakin kencang. Dia merasakan pedang menembus jantungnya. Sakit, tentu saja. Tapi, lebih dari itu, dia merasakan kelegaan. Dia tahu, takdir akan berbalik arah. Keadilan akan ditegakkan, bukan dengan kekerasan, tapi dengan KEBENARAN.

Dia jatuh ke jurang, tubuhnya menghilang ditelan kabut.

Beberapa tahun kemudian, Wei Ying berhasil mengungkap kebenaran. Zhao Lin dihukum mati. Kaisar, yang dilanda penyesalan mendalam, mengundurkan diri. Kerajaan Yan dipimpin oleh seorang penguasa yang bijaksana dan adil. Ramalan itu akhirnya digenapi, tapi dengan cara yang tak terduga.

Di puncak Gunung Tai, di tempat Wei Lian menghembuskan napas terakhir, tumbuh sebatang bunga plum putih. Bunganya mekar setiap musim semi, seolah melambangkan kesucian dan pengorbanan.

Dan di tengah keindahan itu, terbayang bisikan lirih: Apakah ini akhir, atau justru awal dari segalanya…?!

You Might Also Like: 0895403292432 Reseller Skincare Jualan

Post a Comment